Rabu, 01 Januari 2020

KEBANGKITAN PERGURUAN SILAT PUTRA 3 GELAR CAHAYA DOMAS PUTIH DIUJUNG TAHUN 2019



Gelar acara TEMU PENDEKAR jilid ke-3 yang berskala Internasional dilaksanakan pada tanggal 19-22 juli 2019 di balai Kota Bandung yang diprakarsai oleh Anwar Altawabi Ketua Umum ASTRABI (Asosiasi Silat Tradisi Betawi Indonesia) dan juga beliau menjabat sebagai sebagai Sekretaris Jenderal DPP Pejuang Siliwangi Indonesia 1922, sebagai upaya pelestarian Pencak Silat sebagai bagian dari upaya agar PENCAK SILAT bisa masuk nominasi Warisan Budaya, yang pada kesempatan itu menghadirkan perwakilan dari negara-negara seperti Italia, Swiss, Swedia, Skotlandia, Prancis, Johor, Singapura, Belanda, Jerman hal ini sebagai bagaian dari misi untuk penetapan dari Unesco sebagai Warisan Budaya Dunia Indonesia Non Benda, ada 3 (tiga) hal yang menjadi kekhasan Pencak Silat yang tidak dimiliki negara lain, selain sebagai Seni Bela Diri, Pencak Silat juga mengandung unsur Seni Musik dan Seni Kostum.



Salah satu kegiatan tersebut dibawa oleh Komunitas Masyarakat Pencak Silat kepada UNESCO agar Tradisi Pencak Silat ini dimasukkan dalam daftar Representative Warisan Budaya Takbenda dan setelah pelaksanaan sidang ke-14 Komite Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Bogota, Kolombia, pada hari Kamis tanggal 12 Desember 2019 menetapkan usulan Indonesia yaitu Tradisi Pencak Silat (Traditions of Pencak Silat) ke dalam Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity, dengan ditetapkannya Tradisi Pencak Silat oleh Unesco maka Indonesia telah memiliki 9 (sembilan) hak waris budaya bangsa maka dengan penetapan yang ke 9 ini ini kita mendapat tugas besar untuk melestarikan Tradisi Pencak Silat, banyak hal yang perlu kita lakukan untuk melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan tradisi ini untuk kepentingan pendidikan, penguatan jati diri dan juga untuk memperkuat kehadiran Indonesia di dunia internasional.


Berkaitan dengan hal tersebut diatas tepatnya pada tanggal 29 Desember 2019 Bapak Asep J dan bapak Abuy Pimpinan Perguruan Silat Putra 3 Gelar Cahaya Domas Putih ditemui oleh Suara Pejuang Siliwangi (Radio SPS) dan Pengurus DPD Pejuang Siliwangi Indonesia 1922 Jawa barat dan DPC PSI-1922 Kota Depok di Kp. Kertasari Kec. Haurwangi Kab. Cianjur bersama Abah Endi selaku Panasehat dan Bapak Eded sebagai Pelatih serta Bapak Isur Pengasuh paguron GCDP (Gelar Cahaya Domas Putih) juga bersama tokoh masyarakat Bapak E. Koswara dan Bapak Deden selaku Ketua Pencak Silat di Desa Kertasari sekaligus debagai budayawan di desa tersebut berkumpul dipengujung tahun 2019 untuk menyambut kegiatan yang bermanfaat menjelang tahun baru 2020 bersama masyarakat dan para pendekar guna mensosialisasikan sekaligus liputan khusus (Live Streaming) sebagai wadah pembinaan dan menjadi kegiatan positif yang perlu dilestarikan.


Bapak Deden menyebut kegiatan positif ini berharap wilayah Desa Kertasari harus menjadi pusat paguron karena antusiasme masyarakat dan penerimaan masyarakat terhadap Paguron “ Putra 3 Gelar Cahaya Domas Putih  “ khusus di Desa Kertasari Kec. Haurwangi Kab. Cianjur sangat positif dan paguron tersebut berkomitmen untuk melestarikan  Warisan Budaya Takbenda yang sudah ditetapkan oleh UNESCO di Bogota.




Dalam kesempatan yang sama Abah Endi dan Bapak Eded menyampaikan Visi nya yaitu Melestarikan dan mengembangkan seni bela diri Pencak Silat yang handal, unggul, berbobot, berprestasi, yang berkwalitas, beriman, berbudaya, berbudipekerti yang luhur dan berjiwa ksatria agar menjadi kebanggaan dan identitas bangsa Indonesia, dengan misinya :
  1. Menjaga, mengembangkan, melestarikan, memperkenalkan dan mempertahankan Seni Bela Diri Tradisional Pencak Silat sebagai Asset Budaya Bangsa Asli Indonesia.
  2. Mengembangkan Pencak Silat baik kualitas dan kuantitas yang disesuaikan dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan seni bela diri khas.
  3. Membangun keimanan, ketakwaan dan budipekerti yang luhur serta berjiwa ksatria yang tahan uji serta selalu menegakkan kebenaran dan keadilan yang cinta bangsa dan tanah air.
  4. Membentuk dan menciptakan murid-murid yang berprestasi, sehat, cerdas, tangkas, dan tanggap untuk meningkatkan mutu perguruan dan prestasi. 




Dan tidak ketinggalan diwaktu yang sama perwakilan pendekar dari Putra 3 Gelar Cahaya Domas Putih yang disampaikan oleh Shintya murid paguron yang saat ini sekolah di salah satu SMP kelas 9 di Cianjur menyampaikan jika kami terus mengedepankan dalam bentuk sosialisasi seni bela diri tradisional Pencak Silat sebagai Asset Budaya Bangsa Asli Indonesia maka Pemerintahpun harus ambil bagian juga melalui pembinaan secara terstruktur dan terukur baik pembinaan dalam bentuk bantuan peralatan latihan maupun bentuk pembinaan dalam bentuk penyelenggaraan Event seperti pasanggiri dan kejuaraan secara berkelanjutkan sebagai parameter untuk evaluasi pembinaan prestasi, ujarnya.

Dilain kesempatan pihaknya menyebutkan bahwa aliran silat GCDP itu mengambil dari jurus dan teknik pencak silat Cimande, Cikalong dan aliran Sabandar (kreasi ibing pencak silat, red), GCDP berdiri sekitar tahun 1988 hingga saat ini sudah memiliki 18 ribu peserta didik ada di Jawa Barat, terutama di tiga kabupaten yaitu Sukabumi, Bandung Barat dan Cianjur.




Di waktu yang berbeda, selaku pengasuh juga pelatih Gelar Cahaya Domas Putih (GCDP) Jawa Barat, Uwa Isur memaparkan dan memaknai arti dari pada Pesilat yang harus rendah hati, ibarat filsofi arti dari padi semakin berisi harus semakin merunduk, ketika kita berisi ita harus bisa membantu dan menolong orang lain sesuai kemampuan ibarat beras kebutuhan pokok yang memiliki nilai lebih untuk kesejahteraan masyarakat, begitu dengan kita harus meniru seperti padi, jelas Pengasuh Paguron Gelar Cahaya Domas Putih (GCDP) ini.





Diwaktu yang sama acara tersebut diatas juga dihadiri oleh Panglima Wibberra RI dari sektor wilayah Kota Depok Bang Abubakar, dia menyampaikan rasa bangganya terhadap paguron Putra 3 Gelar Cahaya Domas Putih bahwa suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan terbentuknya perwatakan yang handal dan mampu menumbuhkan sikap jasmani yang tegap disiplin dan tangkas disamping terciptanya rasa persatuan yang manunggal dengan sitem pembinaannya sehingga dengan demikian senantiasa memiliki rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan misinya, ujar Panglima Wibbera RI Kota Depok. (Radio SPS 1922).


4 komentar:

  1. saya bangga jadi warga jawa barat yang mempunyai seni pencak silat yg kini seni tersebut di akui oleh dunia

    BalasHapus
  2. UNESCO telah menetapkan Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage) pada sidangnya ke-14 di Bogota, Kolombia, Kamis (12/12) waktu setempat, sekarang kita tinggal pandai merawatnya😎

    BalasHapus

  3. AJOQQ menyediakan permainan poker,domino, bandarq, bandarpoker, aduq, sakong dan capsa :)
    ayo segera bergabung bersama kami dan menangkan uang setiap harinya :)
    AJOQQ juga menyediakan bonus rollingan sebanyak 0.3% dan bonus referal sebanyak 20% :)

    BalasHapus